Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM)
Pendidikan Berbasis STEM
Apa sih STEM itu ?
STEM adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering and Math.
STEM yang digagas oleh Amerika Serikat ini merupakan pendekatan yang
menggabungkan keempat disiplin ilmu tersebut secara terpadu ke dalam metode
pembelajaran berbasis masalah. Metode pembelajaran berbasis STEM menerapkan pengetahuan
dan keterampilan secara bersamaan untuk menyelesaikan suatu kasus.
Masing-masing aspek dari STEM (Science, Technology, Engineering and Math)
jika diintegrasikan akan membantu peserta didik menyelesaikan suatu masalah
secara jauh lebih komprehensif.
Sebagaimana dijabarkan oleh Torlakson (2014), definisi dari keempat aspek
STEM sebagai berikut :
(1) Sains (science), memberikan pengetahuan kepada peserta
didik mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep yang berlaku di alam;
(2) Teknologi (technology), adalah keterampilan atau sebuah
sistem yang digunakan dalam mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau
mendesain serta menggunakan sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan;
(3) Teknik engineering), adalah pengetahuan untuk
mengoperasikan atau mendesain sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah
masalah; dan
(4) Matematika (math) adalah ilmu yang menghubungkan antara
besaran, angka dan ruang yang hanya membutuhkan argumen logis tanpa atau
disertai dengan bukti empiris.
Pengintegrasian seluruh aspek ini ke dalam proses pembelajaran, akan membuat
pengetahuan menjadi lebih bermakna.
Pembelajaran berbasis STEM akan membentuk karakter peserta didik yang mampu
mengenali sebuah konsep atau pengetahuan (science) dan menerapkan
pengetahuan tersebut dengan keterampilan (technology) yang dikuasainya
untuk menciptakan atau merancang suatu cara (engineering) dengan
analisa dan berdasarkan perhitungan data matematis (math) dalam rangka
memperoleh solusi atas penyelesaian sebuah masalah sehingga pekerjaan manusia
menjadi lebih mudah.
Sebagai sebuah tren yang sedang digalakkan dalam dunia pendidikan, STEM
menjadi suatu pendekatan dalam mengatasi permasalahan di dunia nyata dengan
menuntun pola pikir peserta didik menjadi pemecah masalah, penemu, innovator,
membangun kemandirian, berpikir logis, melek teknologi, dan mampu menghubungkan
pendidikan STEM dengan dunia kerjanya.
Selain di Amerika Serikat, metode pembelajaran berbasis STEM kini banyak
diadopsi oleh beberapa negara, seperti : Taiwan, kurikulum pembelajaran mulai
diintegrasikan dengan kurikulum STEM dan membuat siswa sebagai pusat
kegiatan belajar (Lou, dkk, 2010), Malaysia, Finlandia, Australia, Vietnam,
Tiongkok, Filipina, dan beberapa negara lainnya termasuk Indonesia. STEM telah
dikembangkan di beberapa negara selama ± 3 dekade dan semakin signifikan di
tahun-tahun terakhir.
Kondisi dunia pendidikan saat ini sudah banyak berubah, sehingga tuntutan
pembelajaran juga harus berubah. Kita tidak dapat lagi menerapkan pola
pembelajaran seperti dahulu. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka paradigma pendidikan dan pembelajaran juga harus sesuai dengan
perkembangan sains dan teknologi serta tuntutan zaman.
Pendidikan berbasis STEM dapat membangun generasi yang mampu menghadapi abad
21 yang penuh tantangan.
Kita tidak dapat menciptakan masa depan untuk anak-anak kita, namun
setidaknya kita dapat mempersiapkan anak-anak kita untuk menghadapi masa depan.
Sumber :
1. Pembelajaran
berbasis Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM),
Ahmad Dahlan, 2017
2. STEM
: Menjadikan Belajar Lebih Menarik, STEM Indonesia, 2018
3. Workshop
Pembelajaran Sains Berbasis STEM, Rina Esthi & Novi
Juanti, 2018
Alat Peraga Energi Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLT Surya)
https://siplah.eurekabookhouse.co.id/satdik/store/cv--sophia-adhyputra